Minggu, 13 April 2008

Berpolitik dengan Landasan Ibadah

Sebagai Mahluk sang Khaliq sudah menjadi kerwajiban untuk beribadah,karena memang untuk itulah manusia diciptakan. Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an Surat Adz-dzariyat ayat 56 yang artinya : "Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". Maka jelas bahwa kehidupan ini tidak bisa dipisah-pisahkan dari ibadah, serta menjadi satu kesatuan yang utuh. Tidak bisa terjadi parsialisasi menyangkut bagian-bagiannya.

Shalat, Puasa, Zakat yang dilakukan menjadi sia-sia bila tidak termanifestasikan dalam kehidupan dan kegiatan perpolitikan. Karena dengan shalat setiap Individu akan senantiasa dekat dengan Rabb-nya sehingga tercermin pada setiap kata-kata, tingkah laku, dan perbuatan. Begitu juga dengan Puasa dan Zakat yang dilakukan mengajarkan untuk melihat realitas masyarakat di sekitar dengan nurani yang mendorong untuk terus berbuat kebajikan dengan keikhlasan.

Yang menjadi Feedback dari moralitas pelaku politik ini adalah mampu menguatkan sendi-sendi ibadah masyarakat, karena perilaku yang ditonjolkan dari para pelaku politik merupakan perilaku yang tidak bertentangan dengan prinsip Ubudiyah. Diikuti dengan niat ikhlas Ibadah karena Allah SWT.



"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia pun mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kesayangan-Nya" (An-Nisa;125)



Keyakinan bahwa setiap perjuangan akan digantikan dengan kenikmatan pahala dan Syurga-Nya kelak akan menjadi motivasi pribadi dalam melakukan aktivitas politik, sehingga yang terfikir hanyalah bagaimana berbuat yang terbaik untuk kemaslahatan masyarakat secara umum serta umat secara khusus. Hanya untuk Allah kita persembahkan tenaga, waktu, pikiran, harta, dan segala kesungguhan, dengan tujuan agar tegak Islam di muka bumi.

Maka jadilah insan-insan perpolitikan yang bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Allah SWT dan kejayaan Islam dengan berbekal takwa, karena Allah SWT tidak memandang posisi kita sebagai apa dalam bidang sosial dan politik akan tetapi lebih pada ketakwaan dan keikhlasan dalam menegakkan kebenaran. Wallahu'alam bishawab.

Tidak ada komentar: