Senin, 14 April 2008

WATCH OUT!!; A Review About Crimes #1

Pernah mengalami tindak kriminalitas? Aksi kejahatan yang umumnya terjadi di masyarakat antara lain adalah pencurian, perampokan, penodongan, atau bahkan yang lebih mengerikan pembunuhan dan pemerkosaan. Di Indonesia meski terkenal dengan penduduknya yang ramah namun setiap harinya tidak pernah lepas dari kasus-kasus kriminal, bahkan sejumlah stasiun televisi cukup concern dengan penayangan perilaku kriminalitas di berbagai daerah setiap harinya. Merupakan gejala yang tidak aneh sebenarnya melihat keadaan Indonesia yang mengalami krisis multidimensi baik dibidang politik, ekonomi, sosial, hukum dan hankam tindak kejahatan justru semakin merajalela, karena faktor-faktor tersebut memang sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat di dalamnya.

Lantas apakah kita harus takut dan mengurung diri? Jelas saja tidak, karena itu justru akan menghambat aktivitas kita dan menyebabkan diri sendiri menjadi tidak produktif. Hal penting yang harus kita tanamkan saat berpergian atau keluar rumah adalah sikap waspada, akan lebih baik jika kita juga membekali diri dengan pendidikan self defense. Namun bukan berarti harus bersu’udzon dengan setiap orang yang ditemui, arti dari waspada yang dimaksud adalah lebih bersikap hati-hati untuk menghindari kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Suatu waktu kucoba untuk me review pengalaman-pengalamanku dengan tindak kejahatan, yang terkadang membuatku bergidik sendiri, namun dengan hal-hal yang pernah kualami tersebut justru membuatku semakin waspada dengan kejahatan di dalam maupun diluar rumah.

Kejahatan pertama yang kualami langsung terjadi saat aku kelas 1 SMU. Saat itu aku masuk sekolah pada siang hari, sehingga waktu pulang sekolahku yaitu pada sore hari pukul 18.00 wib. Jarak antara sekolah di Jakarta Timur dan rumah di Bekasi membuatku harus naik-turun angkot (angkutan umum) sebanyak tiga kali, belum lagi ditambah fakta tentang lalu lintas Jakarta yang tidak pernah absen dari kemacetan, alhasil perjalanan pulang sekolah aku jalani pada malam hari. Namun malam itu angkot yang kunaiki kebetulan sepi penumpang, di dalamnya hanya ada seorang ibu gemuk dengan kalung emas melingkar di lehernya duduk dibelakang supir, karyawati muda berkacamata dengan sejumlah kantong belanja yang duduk tepat di pinggir pintu, serta karyawan muda yang tampak letih duduk di pojok belakang tepat berhadapan denganku.

Angkot melaju kencang menuju ke arah perempatan Cawang, tiba-tiba di kawasan yang cukup sepi di sekitar kampus UKI naik sejumlah penumpang, saat aku hitung jumlahnya sekitar lima orang satu diantaranya adalah perempuan dan dia duduk di depan tepat disamping supir bersama seorang rekannya, kemudian tiga orang lagi duduk di belakang, satu di bangku cadangan dekat pintu, satu orang lagi disamping ibu gemuk dibelakang supir, dan satu orang sisanya duduk diantara aku dan karyawati muda berkacamata. Awalnya tidak ada yang mencurigakan hingga tiba-tiba aku mendengar suara teriakan dari bangku supir di depan, selanjutnya laki-laki dibangku cadangan dekat pintu mengeluarkan pisau lipat yang langsung ditodongkan ke leher ibu gemuk, begitu juga laki-laki di sebelahku menodongkan pisau ke arah karyawati muda, baru situ aku menyadari bahwa angkot itu sedang di bajak oleh sekelompok perampok, dan perempuan di samping supir bertugas mengancam supir angkot. Spontan aku langsung menjatuhkan uangku yang sedikit (karena pas-pasan untuk ongkos) ke bawah dan langsung menginjaknya dengan sepatuku sebelum akhirnya laki-laki di sampingku mengawasi aku dan karyawan muda di depanku.

Kejadian itu berlangsung sangat cepat, karena saat hampir memasuki daerah kalimalang, si supir berusaha menepikan angkotnya, dan seluruh perhiasan yang dipakai ibu gemuk tadi diambil secara paksa. Saat angkot menepi para perampok itu langsung melompat turun, sesaat sebelumnya salah seorang perampok berusaha merampas tas dan barang-barang bawaan si karyawati, dan perempuan itu berusaha mempertahankannya. Supir angkot langsung menginjak gas untuk melarikan angkotnya, sehingga kejadian itu dapat dielakkan, alhasil kami semua di dalamnya selamat, meski tangan karyawati tersebut sedikit berdarah terkena goresan pisau dan satu kantong belanjaannya akhirnya berhasil dirampas.

Nyawa kami akhirnya selamat, namun suasana ketegangan masih terasa di dalamnya. Angkot terus melaju dengan pembicaraan-pembicaraan seputar kejadian tadi antara supir angkot dan kami para penumpang. Sampai akhirnya tiba di Caman aku turun, tidak terpikir lagi olehku untuk naik angkot selanjutnya, aku langsung memanggil ojeg dan berpikir untuk secepatnya tiba di rumah.

Kejadian itu cukup membuatku shock untuk beberapa saat, maklum karena memang pengalaman pertama buatku, dan yang kurasakan sungguh berbeda sekali ketegangan saat mengalami kejadian ini secara langsung dengan ketegangan saat hanya menonton film-film action Hollywood.

Pelajaran yang kuambil selanjutnya adalah untuk tidak mengenakan perhiasan mencolok dan barang-barang yang berlebihan saat keluar rumah, aku beruntung saat itu aku mengenakan seragam sekolah, karena notabene “isi” kantong pelajar ketahuan minim sehingga luput dari sasaran, namun siapa yang tahu untuk masa-masa ke depan. Dan yang paling penting jangan lupa untuk selalu berdo’a keselamatan pada Allah SWT saat keluar dari rumah maupun saat dalam perjalanan.


Tidak ada komentar: