Senin, 14 April 2008

Ruang Tiga Kali Tiga

Terkadang bagi mahasiswa tempat kost hanya dijadikan sebagai tempat pulang setelah usai kuliah di kampus atau tempat meletakkan barang-barang pribadi, karena notabene anak kost merupakan anak-anak perantauan atau jauh dari orangtua, apakah di dalam ataupun diluar provinsi tempatnya kuliah. Bahkan untuk seorang aktivis sekalipun bisa jadi memfungsikan kamar kost hanya sebagai tempat melepas lelah setelah seharian beraktivitas.


Namun berbeda halnya dengan saya saat mendeskripsikan fungsi tempat kost. Bagi saya sendiri tempat kost atau kamar kost dikhususkan sebagai ruang privacy, menjadi tempat untuk berkreativitas selain dari fungsi-fungsi yang saya sebutkan diatas. Mengapa demikian? Karena di ruangan yang berukuran 3 x 3 itulah saya bisa leluasa dan bebas untuk berkreativitas. Tidak perduli apakah banyak buku-buku, atau perkakas keterampilan berserakan hingga ke segala sudut kamar asalkan saya bisa leluasa bergerak dan menemukan segala sesuatu yang saya butuhkan dengan mudah sehingga kita bisa optimal untuk menghasilkan karya.


Banyak kretivitas yang bisa kita lakukan saat berada di “ruang 3x 3’ kita, apakah menulis, membuat gambar-gambar atau mendesign sesuatu yang kita sukai, atau membuat kerajinan tangan yang bisa dipasarkan untuk menambah uang saku kita.


Saya pernah mencermati umumnya apakah dia pelukis, ataupun juga penulis novel menjadikan kamarnya sebagai “ruang gerak” pribadi. Bahkan tidak jarang juga yang mendapatkan inspirasi untuk karya-karyanya di dalam kamar, walaupun inspirasi bisa saja didapatkan dimanapun dan kapanpun waktunya. Terkadang tanpa kita sangka-sangka sebuah karya besar bisa lahir dari ruangan sempit tersebut.


Lantas, akan timbul berbagai pertanyaan di benak kita, bagaimana dengan teman sekamar kita? Di sinilah letak bagaimana pola komunikasi kita dengan teman sekamar dikost dibangun, akan beruntung bagi yang menyewa kamar untuk sendiri tapi bagaimana dengan yang berbagi kamar dengan satu atau beberapa orang. Segala sesuatunya terletak pada bagaimana kita menyampaikan keinginan kita pada teman kita, apabila sang teman tidak menyukai kondisi kamar yang berantakan, kita tidak bisa juga memaksakan kehendak kita untuk membiarkan barang-barang berserakan, dan bagi kita yang kebetulan memiliki teman yang “ridho” dengan kondisi kamar yang bagaimanapun, kita juga tetap harus bertanggung jawab untuk menjaga kerapihan kamar. Sekelumit persoalan bisa saja muncul apabila kita bersikap acuh untuk pemasalahan-permasalahan yang kita anggap kecil atau sepele.


Jadi, bagi kita yang masih merasakan menjadi anak kost, bersiap-siaplah untuk mengoptimalkan fungsi kamar kost kita lebih dari yang biasanya.

Pasar Baru , 1 Agustus 2007

Tidak ada komentar: