Senin, 14 April 2008

Trully, Madly, Deeply

Sepekan kemarin saya disibukkan dengan agenda keluar kota. Masih di wilayah Sumatera Barat namun mengingat kondisi geografis apabila dibandingkan dengan di pulau Jawa jaraknya bisa antar propinsi, karena memakan waktu 4 jam perjalanan, sedangkan untuk pulau Sumatera jarak 4 jam perjalanan bisa saja antar kabupaten. Perjalanan saya tepatnya ke kabupaten Solok, kecamatan Surian. Saya harus kesana karena memang ada permintaan untuk mengisi acara pesantren kilat SMUN 1 Pantai Cermin bersama beberapa rekan. Awalnya tentang nama "Pantai Cermin" ada pertanyaan dibenak saya,"mana pantainya?" karena kita tidak akan menemukan pantai disana, salah seorang teman saya menjelaskan bahwa ternyata letak pantai justru jauh dari Surian, namun terdapat di Pesisir selatan yang memakan waktu 4 jam perjalanan lagi, dinamakan pantai cermin karena masyarakat disana beranggapan bayangan pantai terletak di kecamatan Surian tersebut, sedangkan letak pantainya di Pesisir Selatan. Terkadang saya justru berfikir justru pemikiran yang aneh dan tidak logis yang berkembang di masyarakat daerah.

Perjalanan menuju ke lokasi tersebut cukup membuat mata "melek", karena kalau kita perhatikan dengan baik kita akan melihat kondisi alam yang sulit buat dilupakan. Melewati dua danau kembar yang dinamakan Danau Diatas dan Danau Dibawah. Dinamakan demikian karena memang letaknya yang bertingkat, namun apabila dilihat dari pinggir jalan lintas yang akan tampak hanya Danau Diatas, karena letak Danau Dibawah yang agak menjorok ke dalam dan berbeda dari Danau Diatas yang permukaannya tampak berwarna biru, Danau Dibawah permukaannya justru tampak berwarna hijau pekat yang menandakan bahwa dasar danau tersebut sangat dalam.

Lepas dari pinggiran Danau, yang kita lewati selanjutnya adalah kecamatan Alahan Panjang kabupaten Solok. Saya termasuk terkesan dengan daerah ini, mengapa demikian? karena daerah ini merupakan tempat kelahiran Mohammad Natsir(1908) yang juga merupakan tempat beliau dibesarkan dengan kehidupan yang penuh perjuangan hingga beliau bisa benar-benar tumbuh sebagai seorang tokoh Muslim Negarawan. Selain itu daerah ini juga memiliki tanah yang subur, dari pinggiran jalan kita akan melihat terhampar perkebunan teh, dan berbagai sayuran yang ditanam berjajar, dan saya pikir merupakan sumber daya alam yang cukup untuk mensejahterakan penduduknya. Keunikan lain juga bisa dilihat pada penduduknya, rata-rata orang-orang Alahan Panjang asli berkulit putih dengan wajah agak kemerahan pada pipinya apabila terkena sinar matahari. Hal ini bisa jadi memang disebabkan karena iklim daerah yang dingin.

Satu hal yang juga mengundang perhatian, banyak ditemukannya pertambangan disepanjang jalan menuju Surian. Perusahaan- perusahaan tambang yang ada sebagian besar merupakan perusahaan asing, dan miris rasanya melihat bahwa hasil bumi milik negara sendiri justru dikeruk oleh negara lain, padahal masyarakat Indonesia sendiri tidak pernah lepas dari kemiskinan.

Pada akhirnya saya sampai di Surian, merupakan daerah yang dingin, asri, dan tidak padat dengan penduduk. Satu-satunya SMU yang berdiri adalah SMU Negeri 1 Pantai Cermin yang terletak dikaki bukit disekelilingnya terhampar perbukitan, dan disinilah saya menghabiskan waktu 3 hari dengan kegiatan pesantren kilat. Dibarengi dengan meninjau beberapa lokasi yang merupakan kesempatan yang tidak boleh saya sia-siakan.

Selepas dari Surian, saya melanjutkan ke daerah Bukit Tinggi untuk mengunjungi acara pernikahan seorang akhwat teman saya, pengalaman selama perjalanan akan saya tuliskan pada judul selanjutnya.

Sekat, 14 Juli 2007

Tidak ada komentar: